Minggu, 28 November 2010

pengetahuan konsumen

Dampak yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk dari konsumen melalui tingkat keterlibatan konsumen dengan produk dan/atau proses pemilihan. Selain itu konsumen juga dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk yaitu pengetahuan tentang ciri, atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk dan nilai yang dipuaskan atau dicapai oleh produk.
Menurut Peter J. Paul dan Jerry C. Olson. Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian atau aktivitas konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki konsekuensi relevan secara pribadi terlibat dengan produk dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi dengan suatu produk atau merk memiliki aspek kognitif maupun pengaruh kognitif, termasuk dalam keterlibatan adalah pengetajuan arti-akhir tentang konsekuensi penting yang disebabkan oleh pengguna produk. Juga termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh seperti evaluasi produk. Jika keterlibatan suatu produk tinggi, seorang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat seperti emosi dan perasaan yang kuat.
Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi produk atribut atau fitur merek, produk, produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk Jenis Pengetahuan Produk
(1) Pengetahuan ttg karakteristik/atribut produk
(2) Pengetahuan ttg manfaat produk
(3) Pengetahuan ttg kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen
Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan yg berbeda dalam menyebutkan karakteristik/atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan perbedaan pengetahuan yang dimilikinya Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yg lebih banyak akan memudahkan konsumen dlm memilih produk yg akan dibelinya.
Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia yang didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data (Pareek 1984). Persepsi pada suatu produk ialah pengetahuan konsumen mengenai suatu barang yang konsumen beli, misalnya khasiat dari suatu barang atau produk yang subyek gunakan. Misalnya konsumen terlalu mempercayakan kesehatannya pada suatu produk yang dianggap berkhasiat dalam menyembuhkan masuk anginnya saat itu, namun ada orang juga yang tidak terlalu percaya terhadap khasiat dari produk tersebut.
Pengetahuan Konsumen akan mempengaruhi Keputusan Pembelian Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen
Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tsb. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk Store contact meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet. Product contact, konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tsb dan membawanya ke kasir Transaction, konsumen akan membayar produk tsb dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya. Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tsb telah digunakan/ dikonsumsi. Agar produk tsb bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yg tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan/ mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen

Senin, 22 November 2010

KONSEP MOTIVASI KONSUMEN

Motif (motive) adalah pra disposisi langgeng yang menggugah & mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. Ekspresi motivasi dalam pembelian & pemakaian produk ada 2 macam yaitu :
1. Utilitarian : sifat produk yang objektif / rasional.
Misal : seorang pembeli potensial membandingkan mobil mewah Eropa berdasarkan pada dimensi objektif, yaitu : ruang untuk kepala, ruang tempat duduk belakang, akselerasi & sistem pengunci otomatis.
2. Hedonik mencakup respon emosional, kesenangan, panca indera, mimpi & pertimbangan estetis. Misalnya : (lanjutan contoh Utilitarian) mobil mewah tersebut dipertimbangkan berdasarkan pengalaman seperti status & prestise yang didapat dengan memiliki mobil kelas atas & perasaan senang semata dalam mengemudikan.

Konsep motivasi mengandung kata-kata yang lebih membingungkan daripada sebagian besar konsep dalam ilmu perilaku minta seorang periset pemasaran terhadap motif, biasanya meliputi penentuan mengapa orang-orang berperilaku demikian. Ada beberapa alasan atas hal ini. Pertama, para periset percaya bahwa motif seseorang lebih stabil daripada perlakunya sehingga memberikan dasar yang lebih baik untuk memprediksi perilaku di masa depan daripada perilaku masa lalu. Misalnya : pasangan muda yang tinggal di sebuah apartemen mungkin mengatakan bahwa mereka ingin membeli rumah. Karena mereka belum bisa membeli rumah tahun lalu , atau tahun sebelumnya maka tidak berarti motif mereka telah berubah. Setelah mereka memiliki cukup uang untuk membayar uang muka, atau setelah bayi mereka hadir, mereka mungkin bersemangat kembali untuk memenuhi motifnya, dan perilaku masa lalu tidak berkaitan dengan tindakan itu. Alasan kedua mengapa para periset tertarik terhadap motif adalah bahwa dengan memahami apa yang mendorong perilaku seseorang, akan lebih mudah memahami perilaku itu sendiri. Keinginan untuk mencapai status tertentu dapat memotivasi seorang pembeli mobil Marcedes-Benz, sementara mereka yang lebih perduli terhadap keamanan mungkin akan pergi ke showroom Volvo. Jika para periset memahami kekuatan-kekuatan yang mendasari perilaku konsumen, maka mereka dapat mempengaruhi perilaku di masa depan atau paling tidak mendesain produk yang sesuai dengan perilaku yang mereka antisipasi.
Ada 2 pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kedalaman motif pembelian dari konsumen, yaitu :
1. Wawancara yang mendalam, dilakukan dengan mewawancarai konsumen untuk mengetahui motif pembelian yang paling mendasar yang tidak dapat diungkapkan dengan pertanyaan-pertanyaan secara terstruktur.
2. Tehnik-tehnik proyektif memberikan suatu keadaan tertentu atau satu set kata-kata & kepada
mereka ditanyakan responsnya yang merupakan suatu proyeksi perasaan atas obyek tertentu.
KLARIFIKASI KEBUTUHAN DAN STRATEGI PEMASARAN

Market targeting (penetapan pasar sasaran) Mengevaluasi berbagai segment & memutuskan berapa banyak & segmen mana yang harus dilayani. Ada 5 pola strategi pemilihan pasar sasaran :
1. Konsentrasi segmen tunggal : pasar yang terkonsentrasi (hanya 1 segment)
2. Spesialisasi selektif : memilih sejumlah segment yang sesuai dengan tujuan & SD perusahaan.
3. Spesialisasi produk : membuat produk tertentu untuk beberapa segmen
4. Spesialsiasi pasar : melayani banyak kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.
5. Cakupan seluruh pasar : melayani seluruh kelompok pelanggan dengan semua produk.

Positioning
Positioning (Ries & Trout)
Positioning is not what you do to a product, but is what you do to the mind of the prospect (“Positioning bukan sesuatu yang anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang anda lakukan terhadap otak calon pelanggan”).
Berbagai cara positioning :
• Perbedaan produk terhadap pesaing (perbedaan dalam keunikan produk).
• Manfaat produk, mis : ekonomis (murah, wajar) atau emosional (berhubungan dengan self image).
• Pemakaian, misal : Selsun, shampo anti ketombe; Gatorade menggunakan atlet untuk menunjukkan minuman kesegaran.
• Kategori produk : dilakukan oleh produk baru yang muncul dalam suatu kategori produk), misal : Sampoerna A Mild yang dikenal dengan low tar, low nicotine.
• Berdasarkan pesaing, misal : Pepsi Cola dengan Coca Cola.
• Melalui imajinasi (tempat, org, benda, dsb), misal : LA Light diasosiasik dg Los Angeles.
• Berdasarkan masalah (biasanya pd produk/jasa baru yang belum dikenal dg tuj memberik solusi kepada konsumen terhadap suatu masalah, misal Asuransi Simas Mobil adanya klaim huru hara.

Minggu, 14 November 2010

perbedaan individu

Proses pertukaran konsumen

Berangakat dari sini, bagozzi (1974-1975) melihat bahwa marketing adalah proses yang memungkinkan adanya pertukaran antara dua pihak atau lebih. Artinya aktivitas marketing akan selalu ditemui dalam proses pertukaran. Dalam pertukaran terdapat proses hubungan yang memungkinkan interaksi dimana dalam prosesnya masing-masing pihak ingin memaksimalkan da menjamin bahwa kepentingan akan terpenuhi. Dalam proses ini 1 paihak bersedia memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Proses tukae menukar ini melibatkan negosiasi dan tawar menawar yang merupakan mekanisme untuk mengusahakan memaksimalkan kepentingan masing-masing pihak. Tingginya intensitas memperebtkan konsumen membuat posisi tawar menawar konsumen menjadi lebih tinggi. Sehingga tidak aneh kalau kemudian muncul aksioma yang menyebutkan bahwa konsumen adalah raja. Hal ini terjadi karena volume penjualan dalam iklim persaingan akan sangat ditentukan oleh seberapa besar konsumen terpuaskan, baik secara fisik maupun imajiner, atau produk dan jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Semakin besar perusahaan membrikan kepuasaan terhadap konsumen, semakin tinggi pula potensi untuk memperbesar pangsa pasar. Sehingga masing-masing perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumen.
Proses mental yang dikembangkan oleh sistem, yaitu pengertian, penilaian, perencanaan, penetapan & berpikir (Anderson; 1985).
Pengertian : menginterprestasikan atau menetapkan arti aspek khusus lingkungan seseorang.
Penilaian : menetapkan apakah suatu aspek lingkungan / perilaku pribadi seseorang adalah baik / buruk, positif / negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Perencanaan : menetapkan bagaimana memecahkan suatu permasalahan atau mencapai tujuan.
Penetapan : membandingakan alternatif pemecahan suatu masalah dari sudut pandang sifat yang relevan & mencari alternatif terbaik
Berfikir : aktivitas kognitif yang muncul disepanjang proses pengertian, penilaian, perencanaan.




Pengambilan keputusan konsumen melibatkan 3 proses kognitif yang penting, yaitu:

1. Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan di lingkungan sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal.

2. Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin dan untuk menetapkan perilaku di antara perilaku yang ada
.
3. Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interpretasi

SD. Temporal.
Bila ditinjau SD. Temporal, SD. Konsumen terdiri atas 2 kendala anggaran :
1. Anggaran waktu yang mencerminkan preferensi gaya hidup pribadi mereka. Kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang Amerika, waktu yang dihabiskan ditempat kerja setiap minggu (termasuk waktu pulang pergi, pekerjaan rumah tangga, & pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam (tahun 1973) menjadi 47,3 jam (tahun 1984) & untuk waktu senggang turun dari 26,2 jam menjadi 18.1 jam perminggu. (Waktu senggang, menurut Voss, waktu senggang : periode waktu yang di acu sebagai waktu yang dapat digunakan secara leluasa.
2. Anggaran uang yang mencerminkan suatu peningkatan pendapatan perkapita konsumen untuk dibelanjakan dalam usaha memenuhi kebutuhan.

Berdasarkan pada Sumber daya Temporal, suatu produk dikategorikan menjadi 2 sifat waktu konsumen, yaitu :
1. Barang yang menggunakan waktu, misalnya : menonton TV, Film di bioskop, memancing, bermain ski, tenis, yang kesemuanya dikategorikan pada waktu senggang.

2. Barang penghemat waktu, misalnya : fast food, jasa laundry, pesawat jet, mesin cuci, telepon / HP.


Sumber daya kognitif
Menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Alokasi kapasitas kognitif dikenal sebagai : Perhatian (attention) yang terdiri dari 2 dimensi, yaitu :

1. Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian yang artinya : konsumen tidak dapat mengolah semua stimulus internal & eksternal yang tersedia pada saat tertentu karena SD. Yang terbatas.

2. Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu, artnya : konsumen akan sering mengalokasikan hanya kapasitas yang diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus sebelum mengarahan kembali perhatian mereka ke tempat lain, misal : konsumen dalam pasar untuk mobil baru yang membaca iklan mobil.

Minggu, 07 November 2010

pengaruh situasi konsumen

Strategi iklan merupakan cara yang paling popular dan paling banyak dilakukan oleh para pemasar, karena iklan yang diharapkan dapat meningkatkan awareness terhadap suatu produk atau jasa sampai menggiring konsumen kea rah keputusan untuk melakukan keputusan pembelian.
Perbedaan antara iklan dan bentuk komunikasi marketing lainnya adalah iklan lebih menekankan pada sifatnya yang impersonal serta komunikasi dengan banyak target market melalui saluran media yang dibayar.

Terdapat berbagai macam iklan antara lain :
1. iklan antar bisnis
kegunaannya adalah untuk mempromosikan barang-barang atau jasa non konsumen, artinya baik pemasangan maupun sasaran iklan adalah sama-sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah barang antara yang harus diolah atau menjadi unsur produksi. Termasuk disini adalah bahan mentah, komponen suku candang, alat tulis kantor, dll. Ciri khas iklan antar bisnis bila dibandingkan dengan iklan konsumen adalah iklan antar bisnis lebih mengandung unsur tehnik daripada unsur emosional yang ditawarkan pada iklan konsumen.
2. iklan perdagangan
iklan perdagangan ditujukan secara khusus kepada kalangan distributor, pedagang kalakan besar, para agen, eksportir atau importir dan para pedagan besar atau kecil. Barang-barang yang diiklankan adalah barang untuk dijual kembali.
3. iklan eceran
iklan jenis ini memiliki karakteristik yang berada di antara iklan perdagangan dan iklan barang konsumen. Contoh : iklan yang dilancarkan oleh pasar swalayan atau toserba berukuran besar atau pasar grosir.
4. iklan bersama
merupakan dukungan iklan yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pabrik kepada para distributor atau pengecer produknya. Misalnya : iklan roti bersama mentega, iklan ban bersama mobil.


5. iklan keuangan
meliputi iklan-iklan bank, jasa tabungan, asuransi dan investasi. Sebagai pelengkap, iklan yang ditujukan kepada konsumen atau klien kadang-kadang disertakan pula laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, termasuk pprospektus-prospektus perusahaan secara lengkap menyongsong penerbitan saham baru, laporan tahunan, mencari laporan untuk menyambut event – tertentu.
6. iklan recruitment
bertujuan untuk merekrut calon pegawai dan bentuknya adalah iklan kolom atau selebaran.

Periklanan Komparatif
Praktek dimana pemasangan iklan secara langsung atau tidak langsung membandingkan produk mereka dengan produk lainnya, merupakan cirri khas bahwa produk yang dipromosikan akan lebih unggul dalam satu atau beberapa pertimbangan penting dalam pembelian, hal ini disebut periklanan komparatif. Pilihan iklan komparatif bervariasi dalam sifat perbandingan eksplisitnya dan penyebutan nama merk produknya yang diperbandingkan. Para penjual selalu menggunakan pesan komparatif dalam menyebutkan manfaat produk mereka atas produk pesaingnya. Demikian pula, para pemasang iklan di media cetak ( surat kabar, majalah) menggunakan pernyataan komparatif selama berabad-abad. Baru pada awal tahun 1970-an, iklan televise di Amerika Serikat mulai menggunakan perbandingan langsung. Sejak itu, semua media mengalami peningkatan yang menyolok dalam pemakaian periklanan komparatif.

Peran Musik Pada Lokasi pembelian
Meskipun berada diluar konteks periklanan, penelitian tambahan tentang musik perlu diperhatikan karena pada kenyataannya musik berpotensi untuk mempengaruhi perilaku pembelian konsumen ditempat ritel. Eksperimen pertama meneliti tentang dampak musik latar didalam lingkungan supermarket. Suatu mata rantai supermarket diteliti selama sembilan minggu dengan membandingkan volume penjualan selama berhari-hari ketika musik latar bertempo lambat - perlahan diperdengarkan, dibandingkan dengan hari-hari ketika musik bertempo cepat yang diperdengarkan. Penelitian menemukan bahwa volume penjualan harian mencapai rata-rata $16.740 pada hari-hari dimana musik tempo lambat yang diperdengarkan tetapi hanya sekitar $12.113 bila musik tempo cepat yang diperdengarkan.
Didalam analisa akhir, ,usik ternyata efektif dalam membentuk suasana hati pelanggan dan merangsang preferensi dan pilihan pembeli. Kebijaksaan pasar sebagaimana di wujudkan oleh pemakaian musik yang hamper universal dari komunikator pemsaran di dalam iklan dan lingkungan ritel, jelas menunjukan bahwa musik merupakan bentuk efektif komunikasi non verbal. Tetapi jenis musik yang diperdengarkan dalam periklanan dan peran khusus yang dijalankan musik jelas sekali berbeda pada budaya yang berbeda, karena musik memiliki arti yang berbeda pada semua orang diseluruh dunia.

3 tipe situasi pembelian :
• Straight rebuy : pembelian dilakukan secara teratur seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, tanpa modifikasi.
• Modified rebuy : pembelian dengan melakukan modifikasi (perubahan) spesifikasi produk, harga persyaratan pengantaran dan syarat-syarat lainnya.
• New task : pembelia membeli produk jasa untuk pertama kali. Disini dibutuhkan lebih banyak informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu yang lebih panjang untuk membuat keputusan.

Tipe-tipe perilaku konsumen :
Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael, seperti dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek.
1. perilaku membeli yang rumit
perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, tv, pakaian , jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan dan atribut penting lainnya.
2. perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan
perilaku membeli semacam ini meliputi keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. Contoh : karpet, keramik, pipa, dll.
Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan.
3. perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk seperti gula, garam, air mineral, dll.
4. perilaku membeli yang mencari keragaman \
perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai market leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen akan produknya. Karena sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menwarkan barang dengan harga yang lebih rendah, kupon, sample dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini jelas dicermati dengan baik. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.

Sabtu, 30 Oktober 2010

pengaruh pribadi, keluarga, dan rumah tangga dalam mengambil keputusan membeli

Apakah keluarga ?
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tingga bersama. Keluarga besar mencakup keluarga inti, ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang dilahirkan disebut keluarga orientasi, sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan adalah keluarga prokreasi.

Apakah rumah tangga ?
Rumah tangga adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para pemasar sewaktu mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda dengan keluarga dalam rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk rumah tangga maupun keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran untuk analisis makro maupun pemasaran.
Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.

Siapa pembuat keputusan pembelian dalam keluarga ?
Anggota-anggota keluarga bisa juga memiliki sikap dan nilai yang sama, saling mempertimbangkan pendapat, dan membagi berbagai tugas pembelian. Di masa lalu kebanyakan pemasar di AS menargetkan istri sebagai pelaku pembeli dalam keluarga. Kini dengan berubahnya stereotype peran gender serta semakin populernya belanja pada malam hari dan akhir pekan, pria dan anak-anak yang lebih besar mendapatkan lebih banyak tanggung jawab untuk berbelanja dan mengambil keputusan. Peran keluarga berbeda-beda antara satu budaya dengan yang lainnya. Meskipun hanya satu anggota keluarga yang mungkin pergi ke took dan melakukan pembelian tertentu. Pada saat merencanakan strategi pemasaran penting untuk mengetahui siapa saja yang mungkin terlibat. Anggota-anggota keluarga lainnya mungkin telah mempengaruhi keputusan itu atau merekalah sebenarnya yang memutuskan apa yang akan dibeli. Bagaimanapun yang lainnya mungkin memakai produk itu. Survei menunjukan bahwa anak-anak sering menentukan pilihan sebuah keluarga terhadap suatu produk seperti pakaian, mobil, liburan, barang elektronik, serta alat Bantu kesehatan dan kecantikan.
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
1.Penjaga pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan
2.Pemberi pengaruh (influencer). Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu
3.Pengambil keputusan (decider). Orang dengan wewenang dan / atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana yang yang akan dipilih.
4.Pembeli (buyer). Orang yang bertindak sebagai agen pembelian: yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
5.Pemakai (user). Orang yang menggunakan produk

Sabtu, 23 Oktober 2010

Budaya, nilai dan etnis

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan

Kelompok etnik atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis.
Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun definisi ini seringkali mudah diubah-ubah. Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, menganggap etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompok Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompok suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarahwan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru.
Anggota suatu suku bangsa pada umumnya ditentukan menurut garis keturunan ayah (patrilinial) seperti suku bangsa Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa.
Adapula yang menentukan berdasarkan percampuran ras seperti sebutan "orang peranakan" untuk campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, "orang Indo" sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, "orang Mestis" untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, "orang Mulato" campuran ras Negro dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan sebagainya.
Adapula ditentukan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani bagi yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsamoro di Filipina Selatan, dan sebagainya.

Pengaruh budaya pada konsumen
Selain dengan ritual, budaya juga direpresentasikan melalui simbol-simbol tertentu yang mempunyai arti tertentu pula. Simbol yang sama mungkin akan mempunyai arti yang berbeda pada satu budaya dengan budaya yang lainnya. Penggunaan simbol sebagai representasi budaya sangat sering dilakukan oleh sekelompok masyarakat. Apa yang dipakai dan dikonsumsi oleh seseorang akan mencerminkan budayanya. Oleh karena itu tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa sebenarnya manusia mengkonsumsi simbol dalam kehidupannya sehari-hari.
Dalam proses pembelian, konsumen pertama kali melakukan evaluasi dan diakhiri keputusan pembelian, sebagian besar pertimbangannya adalah nilai simbolik yang bisa diperoleh dari pembelian suatu barang. Tentu saja hal ini tidak berlaku untuk semua kategori produk, tetapi banyak sekali pembelian yang dilakukan oleh konsumen dengan mempertimbangkan nilai-nilai simbolis.

Perusahaan sangat sering menggunakan nilai-nilai simbolis untuk produk-produk yang dihasilkannya dengan memberi merek yang mempunyai pengertian simbolis. Misalnya Toyota memberi merek Kijang Untuk kendaraan jenis penumpang keluarga, karena Kijang mempunyai nilai simbolis yaitu kemampuan lari yang sangat cepat dan lincah.
Selain asosiasi dengan binatang, simbol budaya juga bisa ditunjukkan dengan warna. Warna hitam pada berbagai budaya mempunyai arti yang berbeda-beda. Warna hitam pada kebanyakan budaya mempunyai arti formal. Warna biru menunjukkan kesejukan, warna putih menunjukkan kesucian. Warna merah pada kebanyakan budaya menunjukkan keberanian dan kegagahan. Oleh karena itu, pemasar dapat menggunakan warna-vvarna ini sebagai dasar untuk menciptakan produk yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan simbolis.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Definisi_Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai
http://id.wikipedia.org/wiki/Etnis
http://ab-fisip-upnyk.com/files/Perilaku_konsumen_Bab_3.pdf

Kamis, 14 Oktober 2010

keputusan dan persepsi konsumen

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.

Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
5. Pembelajaran (learning) merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.

Persepsi Konsumen

Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang (Sodik, 2003). Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga, tempat, penjualan,
dampak dari negara pejualan). Informasi yang diperoleh dan diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan) seseorang terhadap suatu obyek. Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu obyek, yang pada gilirannya akan sikap ini seringkali secara langsung akan mempengaruhi apakah konsumen akan membeli suatu produk atau tidak.

Sabtu, 09 Oktober 2010

faktor dan dinamika perilaku konsumen

Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan para ahli, salah satunya yanf di definisikan oleh Engel dan kawan-kawan (1994) yang mengatakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusuli tindakan tersebut.

Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen tadi terbagi dari 2 bagian, yang pertama adalah perilaku yang tampak , variable –variable yang termasuk ke dalamnya adalah jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Yang kedua adalah perilaku yang tak tampak, variable-variablenya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen.

Terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu factor social budaya yang terdiri atas kebudayaan, sub budaya, kelas social, kelompok referensi dan keluarga. Factor yang lain adalah factor psikologis yang terdiri atas motivasi, persepsi proses belajar, kepercayaan dan sikap.
1.Faktor-faktor social budaya
Faktor-Faktor Sosial budaya perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh kebudayaan, sub budaya, kelas social, referensi keluarga, status, dan peranan sosial.
a.Kebudayaan
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).
b.Sub Budaya
Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
c.Kelas Sosial
Sebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Malah lebih sering lapisan sosial itu berbentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku sama.
d.Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
e.Keluarga
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).

2.Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.
a.Motivasi
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
b.Persepsi
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai oleh pikiran.
c.Belajar
Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
d.Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.

Dinamika psikologis perilaku konsumen
Perilaku konsumen adalah keinginan pribadi dan kebutuhan lingkungan, bila karakteristik pribadi bersifat fisik namun karakteritik lingkungan bersifat kontekstual, maka konsumen mencari kepuasan pribadi dan juga lingkungan. Perilaku pembelian oleh konsumensering kali dilakukan tanpa alasan yang jelas, meskipun tidak membutuhkan tetapi konsumen memiliki hasrat untuk membeli.

Sumber :
Umar Husein. 2000. Riset pemasaran dan perilaku konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Prasetijo, Ristiyanti. 2005. Perilaku konsumen. Yogyakarta : ANDI

Sabtu, 02 Oktober 2010

konsumsi, konsumen, konsumtif dan konsumerisme

KONSUMSI

Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi adalah pekerjaan atau kegiatan yang memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang diprosuksi atau dibuat oleh produsen.
Contoh kegiatan konsumsi adalah seperti makan di restaurant , berobat ke dokter , dan membeli barang baik digunakan sendiri ataupun untuk orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, konsumsi seringkali dihubungkan pada masalah makanan dan minuman, sesungguhnya tidak sesempit itu pengertian konsumsi, mengendarai sepeda motor juga merupakan kegiatan konsumsi, karena akan mengurangi nilai guna sepeda motor.

Konsumsi adalah suatu kegiatan manusia yang secara langsung menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan yang berakibat mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa.

Ciri-ciri Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia secara umum memiliki ciri-ciri, antara lain:

1.Barang yang dikonsumsi merupakan buatan manusia.
Misalnya: sepeda motor atau mobil.
2.Barang yang dikonsumsi ditujukan langsung untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan hidup manusia.
Misalnya: manusia mengkonsumsi (membeli) motor untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu sebagai alat transportasi dari rumah ke tempat kerja.
3.Barang yang dikonsumsi akan habis atau akan mengalami penyusutan yang pada akhirnya barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi.

contoh : manusia menggunakan motor sebagai alat transportasi, lama kelamaan nilai guna ekonomi dari motor tersebut akan berkurang.

KONSUMEN

Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

Anda tentu memahami bahwa tidak semua barang setelah melalui proses produksi akan langsung sampai ke tangan pengguna. Terjadi beberapa kali pengalihan agar suatu barang dapat tiba di tangan konsumen. Biasanya jalur yang dilalui oleh suatu barang adalah:

Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna

Lebih lanjut, di ilmu ekonomi ada dua jenis konsumen, yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir.
Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.

Dan Anda tentu mengetahui bahwa ada dua cara untuk memperoleh barang, yakni:

•Membeli. Bagi orang yang memperoleh suatu barang dengan cara membeli, tentu ia terlibat dengan suatu perjanjian dengan pelaku usaha, dan konsumen memperoleh perlindungan hukum melalui perjanjian tersebut.
•Cara lain selain membeli, yakni hadiah, hibah dan warisan. Untuk cara yang kedua ini, konsumen tidak terlibat dalam suatu hubungan kontraktual dengan pelaku usaha. Sehingga konsumen tidak mendapatkan perlindungan hukum dari suatu perjanjian. Untuk itu diperlukan perlindungan dari negara dalam bentuk peraturan yang melindungi keberadaan konsumen, dalam hal ini UU PK.

contoh : Saya membeli gula di warung. Saya merupakan konsumen akhir, sedangkan penjual warung merupakan konsumen antara.

Salah satu pengertian konsumen lainnya yaitu pengertian konsumen menurut Philip Kotler dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.
Konsumen sebagai peng-Indonesia-an istilah asing (Inggris) yaitu consumer, secara harfiah dalam kamus-kamus diartikan sebagai "seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu"; atau "sesuatu atau seseorang yang mengunakan suatu persediaan atau sejumlah barang". ada juga yang mengartikan " setiap orang yang menggunakan barang atau jasa".

KONSUMTIF

Istilah konsumtif biasanya digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupannya. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang cenderung terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan. Gaya hidup seperti ini dapat menimbulkan adanya gejala komsumtivisme, sedangkan konsumtivisme untuk membeli barang yang kurang atau tidak diperlukan (Nissa, 2003).

Fromm (1998) mengatakan bahwa manusia sering dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia harus melengkapi kebutuhannya tersebut. Pada masa awal peradaban manusia, segala kebutuhan tersebut langsung dipenuhi sendiri dengan jalan memproduksi atau menghasilkan berang yang dibutuhkannya secara langsung

Cahyana (1995) memberikan definisi perilaku konsumtif sebagai tindakan yang dilakukan dalam mengkonsumsi berbagai macam barang kebutuhan sedangkan Tambunan (2001) mengatakan bahwa perilaku konsumtif menunjukan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.

Contoh :
Saat berjalan-jalan ke sebuah mall, X lupa akan kebutuhan yang harus dia beli. X membeli barang-barang yang dilihatnya menarik lalu membelinya tanpa mempertimbangkannya dahulu.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumtif
Berbicara mengenai perilaku konsumtif, maka tidak lepas dari masalah proses keputusan pembelian. Menurut Assuari (1987), tingkat keinginan seseorang menempati tingkat yang paling tinggi dalam pembelian.

Kemudian Assuari (1987) menambahkan bahwa perilaku konsumtif dapat terjadi karena:
1.Pembelian ingin tampak berbeda dari yang lain
Misalnya : X membeli rok jeans di luar negeri saat sedang marak-maraknya dipakai. X membelinya diluar negeri agar tidak ada temannya yang menyamakan roknya tersebut.
2.ikut-ikutan
Saat sedang marak dengan fashion tertentu, X akan membelinya agar tidak ketinggalan jaman.

KONSUMERISME

Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan.

Konsumerisme juga dapat diartikan sebuah paham atau gaya hidup yang menganggap barang – barang sebagai ukuran kebahagiaan , kesenangan dan sebagainnya.
Saat ini kita hidup dan berada dalam alam komoditas yang sama sekali tidak memberikan kita pilihan lain selain mengkonsumsi dan mengkonsumsi, serta terus mengkonsumsi semua produk-produk pasar yang dikendalikan oleh sifat keserakahan akan properti dalam atmosfer kompetisi. Kita hidup di jaman modern, sebenarnya apa yang membuat jaman kita secara fundamental berbeda dari masyarakat yang pernah ada sebelumnya? Jawabnya adalah “konsumerisme”, atau lebih spesifik lagi biasa disebut dengan “komodifikasi”.

Contoh :
X suka membeli tas, pakaian, dan barang-barang yang dilihatnya menarik saat bepergian. Walaupun X tidak membutuhkannya dia tetap membelinya.

Sumber :

Susanto, Happy. 2008. Hak – hak konsumen jika dirugikan. Jakarta : visimedia.

Syakir, Muhammad. 2004. Asuransi syariah (life and General) : Konsep dan system operasional. Jakarta : gema insani.

http://www.tunardy.com/pengertian-konsumen-menurut-uu-pk/

ttp://e-ducation-center.blogspot.com/2009/06/konsumsi-ekonomi-smp-kelas-vii.html

http://ainiyuwanisa.wordpress.com/2009/11/15/perilaku-konsumtif-pada-remaja-terhadap-chatting-tugas-ii/

http://books.google.co.id/books?id=EMQ-K6qcjEEC&pg=PA146&dq=Konsumerisme+adalah+paham+atau+ideologi&hl=id&ei=53anTKjnCIvRcaLRoegN&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCUQ6AEwAA#v=onepage&q=Konsumerisme%20adalah%20paham%20atau%20ideologi&f=false

Sabtu, 25 September 2010

Pengertian dan perilaku psikologi konsumen

Psikologi konsumen berakar pada psikologi periklanan dan penjualan. Pada psikologi konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli dan konsumen sebagai konsumen, konsumen sebagai warga negara, serta sebagai sumber data dari pengetahuan perilaku dasar. Masing-masing metode yang digunakan dalam psikologi konsumen memiliki keluasan perbedaan dalam hal disain eksperimentalnya, subjek yang diteliti, prosedur pengumpulan data, dan instrument-instrumennya.

Ada 6 kategori utama penelitian yang digunakan yaitu:
(a) efektivitas pengujian periklanan,
(b) survei, pendapat konsumen,
(c) penilaian sikap konsumen melalui skala penilaian (rating scale) dan teknik projektif (projective to tecniques),
(d) pembagian pasar psikologis,
(e) pengujian produk,
(f) studi perilaku konsumen dalam keadaan alam.

PERILAKU KONSUMEN :
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Konsumen sendiri dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku konsumen juga merupakan tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen

1.Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2.Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

A.Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.
B.Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
C.Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
D.Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.
E.Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
F.Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
G.Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran konsumen.

PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2 :
1.Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan. Misalnya uang.
2.Pendekatan Inddifferences Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasaan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.
Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan sebagai berikut :

a.Utility bisa diukur dengan uang
b.Hokum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa “semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan yang dikonsumsikan akan menurun”.
c.Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.

Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.

KAJIAN PERILAKU
Perilaku manusia digerakkan oleh kebutuhan kebutuhan dasar. Sebagai sosial, perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan sosial selain berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan juga berfungsi kontrol terhadap perilaku individu. Karena individu terlibat dalam mengonsumsi benda benda dan jasa dari lingkungannya, maka dia memiliki perilaku konsumen. Sebagai konsumen, individu akan berada pada situasi yang mengharuskannya akan berada pada situasi yang mengharuskannya membuat keputusan. Proses memutuskan untuk membeli ada dua macam, yaitu Proses yang biasa atau terbatas dan proses yang diperpanjang (extended).

PERIKLANAN

Psikologi konsumen berakar dari psikologi periklanan dan penjualan. Inti dari berjualan adalah membujuk dan meyakinkan orang lain untuk menerima dan melakukan hal-hal yang disampaikan oleh penjual. Iklan mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi informasi dan fungsi persuasif. Tingkat efektivitas iklan ditentukan oleh:

1) daya penarik perhatian
2) interes dan sikap calon konsumen
3) nilai sugesti dari iklan
4) motivasi calon konsumen.

Motif seseorang untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan, sangat bervariasi. Biasanya sulit untuk mengetahui motif yang sesungguhnya, ada berbagai motif membeli yang menurut seorang psikolog, Vance Packard, kebanyakan motif pembelian berkisar antara mencari kekayaan dan pangkat.
Di dalam kegiatan menjual membeli sering terjadi perbedaan persepsi. Untuk mengamalkan persepsi perlu dilakukan beberapa hal meliputi, tujuan pemberian informasi, tugas dalam penyampaian informasi, metode komunikasi, alat alat yang digunakan, cara cara penyampaian, informasi, wadah atau organisasi dan personil, lokasi dan tempat operasi, waktu dan lamanya pelaksanaan, penanganan hambatan yang mungkin timbul, sistem pengawasan dan pengendalian.
Tingkah laku konsumen banyak dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik seperti, jenis kelamin, usia,watak, status, sosial ekonomi, serta lokasi tempat tinggal.

Sumber :
1.http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi/Bab_2.pdf
2.http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen
3.Prof. Dr. A.S. Munandar, Psikologi Industri (Universitas Terbuka).
4.Tengku Ezni Balqiah, Hapsari Setyowati. (2009). Perilaku Konsumen : Universitas Terbuka. Jakarta.